SEJARAH
Pekon Trimulyo pada mulanya merupakan daerah pedesaan yang subur, tumbuhan yang menghijau di atas tanah berbukit-bukit yang ditumbuhi banyak pepohonan dan semak yang masih lebat. Pada saat itu hiduplah sekelompok masyarakat yang rukun dan damai menghuni di daerah tersebut. Pekon Trimulyo merupakan pemekaran dari Pekon Gunung Terang.
Konon sejarahnya, nama Trimulyo berasal dari dua kata, yaitu kata “Tri” dan “Mulyo”. Kata “Tri” mempunyai makna yang menunjukkan kondisi desa yang terdiri dari tiga wilayah utama, yaitu Air Dingin, Talang Panjang, dan Air Dadapan. Sedangkan kata “Mulyo” berasal dari bahasa jawa yang berarti Mulya yaitu berkecukupan baik di bidang sandang, pangan, papan dan berbagai kebutuhan hidup lainnya. Jadi, kata Trimulyo mempunyai arti “Kesatuan Tiga Wilayah untuk Menuju Satu Kemulyaan”.
Peratin yang pernah memimpin di Pekon Trimulyo berturut-turut adalah:
No.
|
N a m a
|
Jabatan
|
Masa Jabatan
|
Keterangan
|
1.
|
Juhri
|
Kepala Desa
|
1984-1986
|
Penjabat
|
2.
|
M. Asmuni
|
Kepala Desa
|
1986-1999
|
Definitif
|
3.
|
Imam .S
|
PJ. Peratin
|
1999-2005
|
Penjabat
|
4.
|
Umi Muhayanah
|
Peratin
|
2005-2011
|
Definitif
|
5.
|
Buchori
|
PJ. Peratin
|
2011
|
Penjabat
|
6.
|
Ismail
|
Peratin
|
2011-2017
|
Definitif
|
7.
|
Buchori
|
Peratin
|
2017-Sekarang
|
Definitif
|
Sebagian besar wilayah Pekon Trimulyo (sekitar 70%) merupakan perkebunan Kopi dan Lada. Selain itu, lahan pertanian pisang dan sayur mayur lainnya menjadi kegiatan usaha pertanian yang banyak dilakukan oleh masyarakat. Dengan lahan yang cukup subur dan sumber air yang cukup melimpah memudahkan masyarakat untuk bercocok tanam.
Mayoritas penduduk desa beragama Islam dan ada juga yang beragama Kristen/Protestan. Penduduk Pekon Trimulyo terdiri dari beragam suku diantaranya Jawa, Sunda, Lampung, Semendo dan lain-lain.